Sunday, June 24, 2012

" Ethnomatematika dan Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Matematika"


Nama   : Riana Sinta Dewi
NIM    : 09313244022

" Ethnomatematika dan Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Matematika"

            Seiring berjalannya waktu, kita telah memasuki era globalisasi seperti saat ini dimana jarak bukanlah menjadi sebuah kendala lagi. Perkembangan dan perubahan pada berbagai aspek terjadi begitu cepat, termasuk pada aspek ilmu pengetahuan, teknologi, maupun sosial budaya. Ilmu pengetahuan
            Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia . 
            Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
            Adapun jika dilihat dari sejarah berdirinya bangsa Indonesia maka pilar sejarah terbentuknya bangsa Indonesia adalah
1.      Kekuasaan, hal itu terlihat dari banyaknya kerajaan yang berdiri di Nusantara ini pada jamannya. Dan sekarang kekuasaan tersebut identik dengan partai politik.
2.      Perdagangan, Indonesia sudah menjadi bangsa yang kaya akan perdagangan sejak dahulu kala. Dan sekarang hal itu mengindikasikan kekuatan ekonomi.
3.      Teknologi yang merupakan kekuatan industri.
            Pendidikan yang ada di Indonesia juga ditentukan oleh ketiga unsur tersebut yaitu kekuasaan, ekonomi, dan teknologi.
            Sedangkan menurut Pak Marsigit dalam perkuliahannya, karakter adalah dari siapa dan untuk siapa.
            Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.  Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.[Akhmad Sudrajat.2010]
            Menurut David Elkind & Freddy Sweet Ph.D. (2004), pendidikan karakter dimaknai sebagai berikut: “character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values. When we think about the kind of character we want for our children, it is clear that we want them to be able to judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they believe to be right, even in the face of pressure from without and temptation from within”. 
            Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat. [Akhmad Sudrajat.2010]
            Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan.
            Oleh karena itu pendidikan karakter juga dibutuhkan dalam pendidikan matematika. Ethnomatematika yang merupakan sebuah studi yang mengkaji hubungan matematika dan ethnic (budaya). Dan sebagaimana kita ketahui bahwa banyak sekali nilai – nilai budaya bangsa yang syarat akan pendidikan karakter yang baik seperti gotong royong. Ethnomatematika sendiri adalah sebuah karakter. Hal itu terlihat dari pembagian matematika. Ada yang bebas value atau lebih dikenal dengan absolut mathematics , pure mathematics, atau formal mathematics. Dan ada matematika yang mempunyai value, yang sesuai dengan teori socio-constructivism Paul Ernest atau sekarang dikenal dengan matematika sekolah.
            Ethnomatematika dapat diintegrasikan pada semua subjek dan dengan berbagai cara. Termasuk dan geometri dan aljabar apad tingkat dasar. Kita dapat mengimplementasikan ethnomatematika pada pembelajaran seperti pada RPP, students worksheet, alat peraga yang mempunyai unsur ethnomatematika.
            Demikian juga dengan pendidikan karakter. Kita dapat mengintegrasikan pendidikan karakter pada semua subjek dan dengan berbagai cara. Kita dapat memasukkan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran seperti bekerja kelompok atau diskusi, presentasi dll. Oleh karena itu dalam pendidikan karakter dapat terlihat pada RPP yang dipergunakan.
            Berikut ini contoh RPP yang memuat unsur ethnomatematika dan pendidikan karakter di dalamnya.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah             : SMP Negeri 1 Godean
Mata Pelajaran             : Matematika
Kelas, Semester           : VIII, 2
Alokasi Waktu             : 20 menit

A.    Standar Kompetensi :
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.

B.     Kompetensi Dasar     :
Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.

C.    Indikator                    :
1.      Kognitif
Siswa dapat menentukan luas permukaan kubus.
2.      Afektif
Karakter yang diharapkan:
-          Dapat dipercaya
-          Menghargai
-          Tanggung jawab individu
-          Tanggung jawab sosial
-          Adil
-          Peduli
3.      Keterampilan Sosial
Karakter yang diharapkan:
-          Bertanya
-          Memberikan ide atau pendapat
-          Menjadi pendengar yang baik
-          Kerjasama

D.    Tujuan Pembelajaran:
1.      Kognitif
Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan kubus berdasarkan etnik, historical, dan kebudayaan di Candi Borobudur dengan alas Candi Borobudur yang berbentuk kubus sebagai modelnya.
2.      Afektif
Proses belajar mengajar berpusat pada peserta didik, dan peserta didik diberi kesempatan melakukan penilaian diri terhadap kesadaran dalam menunjukkan karakter.
·         Dalam proses pembelajaran peserta didik berlatih karakter dapat dipercaya ,diantaranya : jujur, mampu mengikuti komitmen, melaksanakan tugas yang diberikan, menjadi teman yang baik dan membantu orang lain.
·         Dalam proses pembelajaran peserta didik berlatih karakter menghargai , diantaranya: peserta didik memperlakukan teman/guru dengan baik, sopan dan hormat, peka terhadap perasaan orang lain, tidak pernah menghina atau mempermainkan teman/guru, tidak pernah mempermalukan teman/guru.
·         Dalam proses pembelajaran peserta didik berlatih karakter tanggung jawab individu, diantaranya: mengerjakan tugas yang diberikan, dapat dipercaya/diandalkan, tidak pernah membuat alasan atau menyalahkan orang lain atas perbuatannya.
·         Dalam proses pembelajaran peserta didik berlatih karakter tanggung jawab sosial, diantaranya: mengerjakan tugas kelompok untuk kepentingan bersama, secara suka rela membantu teman/guru. 
·         Dalam proses pembelajaran peserta didik berlatih karakter adil, diantaranya: tidak pernah curang, tidak menyontek hasil kerja peserta didik/kelompok lain, bermain/berbuat berdasarkan aturan, tidak pernah mengambil keuntungan dari yang lain.
·         Dalam proses pembelajaran peserta didik berlatih karakter peduli , diantaranya: peka terhadap perasaan orang lain, mencoba untuk membantu teman/guru yang membutuhkan.
3.              Keterampilan Sosial
Proses belajar mengajar berpusat pada peserta didik, dan peserta didik diberi kesempatan melakukan penilaian diri terhadap kesadaran dalam menunjukkan karakter.
§   Dalam proses pembelajaran di kelas, diskusi kelompok/kelas, peserta didik berani bertanya apabila ada hal yang kurang dipahami.
§   Dalam diskusi kelompok/kelas, peserta didik aktif  memberikan ide atau pendapat .
§   Dalam proses pembelajaran di kelas, peserta didik dapat menjadi pendengar yang baik.
§   Dalam diskusi kelompok, peserta didik  dapat bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok.

E.     Materi Pembelajaran
            Candi Borobudur secara keseluruhan terlihat sangat istimewa, baik dalam hal ukuran, tehnik penyusunan batu, maupun dari segi pemahatan relief dalam hal kwalitas maupun kwantitas, pemilihan jenis cerita, arca-arcanya dan sebagainya. Candi berdenah bujur sangkar dan secara keseluruhan berukuran 123 x 123 meter, tinggi asli (dengan chattra, yaitu bagian atas chaitya puncak) 42 m, tanpa chattra menjadi 31 meter.

            Candi terdiri atas 10 tingkatan, 6 tingkat di bawah berdenah bujur sangkar dengan catatan ukuran makin ke atas makin kecil, dan tingkat 7,8,9, berdenah hampir bundar, diakhiri oleh stupa puncak yang besar. Secara keseluruhan candi Borobudur berbentuk stupa, tetapi mempunyai struktur berundak teras.
            Candi borobur pada bagian bawah jika dilihat dari atas berbentuk seperti kubus dengan catatan tidak mengerucut.
  

Luas permukaan kubus.
Luas permukaan (L) kubus dengan panjang rusuk s adalah L= 6s2


F.     Metode Pembelajaran
Pendekatan materi      : Kontekstual
Metode pembelajaran  : LKS, diskusi, tanya jawab

G.    Media Pembelajaran
Papan tulis, contoh benda yang berbentuk kubus dan balok.

H.    Kegiatan Pembelajaran
a.       Kegiatan awal (5 menit)
·         Membuka pelajaran dengan salam dan berdoa bersama.
Apersepsi:
·         Siswa memberikan contoh-contoh benda riil dan ethnik yang ada di sekitar lingkungan sehari-hari siswa yang berkaitan dengan luas permukaan kubus.

b.      Kegiatan inti (15 menit)
·         Siswa membentuk beberapa kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 3 orang.
·         Siswa berkumpul dengan kelompoknya dan mendiskusikan konstruksi dasar Candi Borobudur.
·         Setelah siswa menemukan konstruksi dasar Candi Borobudur, siswa mendiskusikan cara menemukan luas permukaannya.
·         Siswa menulis hasil diskusinya dalam kertas besar yang diberikan guru untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
·         Kelompok yang presentasi dipilih secara acak melalui undian.

c.       Kegiatan penutup (5 menit)
·         Siswa membuat kesimpulan tentang luas permukaan kubus dan aplikasinya dalam konstruksi dasar Candi Borobudur.
·         Menutup pembelajaran dengan berdoa.
I.       Sumber
-          Endah Budi Rahayu, Dkk. 2008. Contextual Teaching and Leraning, Matematika Sekolah Menengah Pertama Kelas VII . Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. ( hal 172 – hal 203)
-          Dewi Nuharini, Tri Wahyuni. 2008. Matematika, Konsep dan Aplikasinya 2. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. ( hal 208 – hal 222 )
-          Nuniek Avianti Agus. 2008. Mudah Belajar Matematika. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. ( hal 183 – hal 1
J.      Penilaian
1.      Teknik                         : tes tulis dan lisan
2.      Bentuk instrument       : Presentasi kelompok

REFERENSI:
Akhmad Sudrajat. 2010. Tentang Pendidikan Karakter  dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/08/20/pendidikan-karakter-di-smp/ diakses tanggal 24 Juni 2012.
Timothy Wibowo dalam http://www.pendidikankarakter.com/kekuatan-karakter-bagi-masa-depan-anak/ diakses tanggal 24 Juni 2012.
_.2011.Artikel Pendidikan : Konsep Pendidikan Karakter.dalam http://www.majalahpendidikan.com/2011/05/artikel-pendidikan-konsep-pendidikan.html diakses tanggal 24 Juni 2012.
Catatan perkuliahan Ethnomathematics tanggal 29 Mei 2012 yang disampaikan oleh Dr.Marsigit,MA.

             

No comments:

Post a Comment