Sunday, June 24, 2012

“Peran Ethnomatematika dalam Pembelajaran Matematika”


Nama   : Riana Sinta Dewi
NIM    : 09313244022

“Peran Ethnomatematika dalam Pembelajaran Matematika”

            In 1985 Ubiratan D'Ambrosio defined Ethnomathemtics as the maths practised among cultural groups such as national-tribal societies, labour groups, children of a certain age bracket, professional classes and so on".

            In First International Congress on Ethnomathematics will be held in Granada (Spain) from 2 to 5 September of 1998 with the article Ethnomathematics: an absolutely essential key for Mathematics Education. Of course, "the way of doing" mathematics, which means the way of teaching and learning it, cannot be reduced unique and universal at least in the very early elementary levels of learning mathematics. In this stage there is no difference between "using mathematics" and "doing mathematics", infact what we do in the early elementary levels of mathematical education is to explain and to understand in a mathematical language those simple operations which we use to manage the every-day-live: counting, estimating, calculating etc. Needless to say how native algorithms to perform these operations are culturally-dependent and, therefore, are different. That is why the (Ethno) -Mathematics becomes absolutely essential for mathematics education.      

            We can easily find many reasons to integrate the common event of mathematics in the curriculum, therefore we can conclude that it is with significant value and practical implications in respect to the cultural differences between different races and we can explore their mathematical thinking.

            China has a long history of culture and tradition from which we can find lots of contents to integrate into the mathematics curriculum. We can also provide good materials for mathematics curriculum after the mathematical knowledge and cultural connotations involved are carefully excavated (Zhang, 2007). Because of the different historical origins of different national cultures, the methods to estimate the endless roots in different cultures are quite flexible. Trying to introduce and comment on these diverse solving methods in the history from the viewpoint of multicultural mathematics, we can enrich the contents, increase the fun and reflect diversity while preparing the new mathematics textbooks to enhance students’ desire to explore the mathematical theories involved.

            What’s more, mathematics in different cultures can also be shown to students to give them a rich background knowledge, which will help them share the results created by people of all ethnic groups, admire mathematical achievements with different mathematics cultural tradition and understand how calculating tools influence mathematics and people’s daily life. Then the aims of mathematics education under the multicultural viewpoint may be finally reached (Fu & Zhang, 2005).

            Ethnomathematics can be integrated in any subject and in any way. Geometry, Algebra and even in the elementary. We can implementation ethnomathematics in teaching learning for example we can make lesson plan, student worksheet, and teaching aids based on ethnomathematics. Here there is example of lesson plan based on ethnomathematics in Indonesian.
           
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah             : SMP Negeri 1 Godean
Mata Pelajaran             : Matematika
Kelas, Semester           : VIII, 2
Alokasi Waktu             : 20 menit

A.    Standar Kompetensi :
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.

B.     Kompetensi Dasar     :
Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.

C.    Indikator                    :
Menentukan luas permukaan dan kubus.

D.    Tujuan Pembelajaran:
Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan kubus berdasarkan etnik, historical, dan kebudayaan di Candi Borobudur dengan alas Candi Borobudur yang berbentuk kubus sebagai modelnya.

E.     Materi Pembelajaran
            Candi Borobudur secara keseluruhan terlihat sangat istimewa, baik dalam hal ukuran, tehnik penyusunan batu, maupun dari segi pemahatan relief dalam hal kwalitas maupun kwantitas, pemilihan jenis cerita, arca-arcanya dan sebagainya. Candi berdenah bujur sangkar dan secara keseluruhan berukuran 123 x 123 meter, tinggi asli (dengan chattra, yaitu bagian atas chaitya puncak) 42 m, tanpa chattra menjadi 31 meter.

            Candi terdiri atas 10 tingkatan, 6 tingkat di bawah berdenah bujur sangkar dengan catatan ukuran makin ke atas makin kecil, dan tingkat 7,8,9, berdenah hampir bundar, diakhiri oleh stupa puncak yang besar. Secara keseluruhan candi Borobudur berbentuk stupa, tetapi mempunyai struktur berundak teras.
            Candi borobur pada bagian bawah jika dilihat dari atas berbentuk seperti kubus dengan catatan tidak mengerucut.  

Luas permukaan kubus.
Luas permukaan (L) kubus dengan panjang rusuk s adalah L= 6s2


F.     Metode Pembelajaran
Pendekatan materi      : Kontekstual
Metode pembelajaran  : LKS, diskusi, tanya jawab

G.    Media Pembelajaran
Papan tulis, contoh benda yang berbentuk kubus dan balok.

H.    Kegiatan Pembelajaran
a.       Kegiatan awal (5 menit)
·         Membuka pelajaran dengan salam dan berdoa bersama.
Appersepsi:
·         Siswa memberikan contoh-contoh benda riil dan ethnik yang ada di sekitar lingkungan sehari-hari siswa yang berkaitan dengan luas permukaan kubus.

b.      Kegiatan inti (15 menit)
·         Siswa membentuk beberapa kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 3 orang.
·         Siswa berkumpul dengan kelompoknya dan mendiskusikan konstruksi dasar Candi Borobudur.
·         Setelah siswa menemukan konstruksi dasar Candi Borobudur, siswa mendiskusikan cara menemukan luas permukaannya.
·         Siswa menulis hasil diskusinya dalam kertas besar yang diberikan guru untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
·         Kelompok yang presentasi dipilih secara acak melalui undian.

c.       Kegiatan penutup (5 menit)
·         Siswa membuat kesimpulan tentang luas permukaan kubus dan aplikasinya dalam konstruksi dasar Candi Borobudur.
·         Menutup pembelajaran dengan berdoa.
I.       Sumber
-          Endah Budi Rahayu, Dkk. 2008. Contextual Teaching and Leraning, Matematika Sekolah Menengah Pertama Kelas VII . Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. ( hal 172 – hal 203)
-          Dewi Nuharini, Tri Wahyuni. 2008. Matematika, Konsep dan Aplikasinya 2. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. ( hal 208 – hal 222 )
-          Nuniek Avianti Agus. 2008. Mudah Belajar Matematika. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. ( hal 183 – hal 191 )

J.      Penilaian
1.      Teknik                         : tes tulis dan lisan
2.      Bentuk instrument       : Presentasi kelompok
REFERENCES:
Jama Musse Jama  on http://www.dm.unipi.it/~jama/ethno/  diakses pada tanggal 22 Mei 2012.
Weizhong Zhang, Qinqiong Zhang. 2010. Ethnomathematics and Its Integration within the Mathematics Curriculum. Journal of Mathematics Education  Vol. 3, No. 1, pp.151-157
_ . 1998. Ethnomathematics: an absolutely essential key for Mathematics Education. Granada (Spain) : First International Congress on Ethnomathematics

No comments:

Post a Comment