PHILOSOPHICAL AND
THEORETICAL GROUND
OF
MATHEMATICS EDUCATION
By
Dr. Marsigit, M.A.
Ikhtisar oleh Riana Sinta Dewi (09313244022)
Sunday, 11th September 2011
Filsafat Pendidikan Matematika meliputi beberapa masalah inti pendidikan matematika mengenai ideologi, landasan, dan tujuannya. Dan juga meliputi beberapa aspek seperti hakiki matematika, hakiki matematika, hakiki siswa , hakiki pembelajaran, hakiki pengajaran matematika, hakiki sumber belajar mengajar, hakiki penilaian, hakiki matematika sekolah, hakiki siswa belajar matematika.Dalam perspektif yang lebih umum, dapat dikatakan bahwa filosofi pendidikan matematika bertujuan menjelaskan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang status dan dasar objek dan metode pendidikan matematika.
Ideologi pendidikan matematika mengemukakan tentang bagaimana pendidikan matematika dapat diimplementasikan baik secara radikal, konservatif, liberal ,dan demokrasi.Dasar pendidikan matematika menyediakan pembenaran mendapatkan status dan dasar untuk pendidikan matematika dalam kasus ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Matematika terdiri dari ide-ide pemikiran yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Sedangkan matematika sekolah lebih menekankan pada Matematika sebagai kegiatan mencari pola dan hubungan; Matematika adalah kegiatan kreatif, yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan; Matematika sebagai sarana pemecahan masalah; Matematika sebagai sarana mengkomunikasikan informasi atau ide.
Menurut Dr Robert S. Hartman,Nilai adalah sebuah fenomena atau konsep, dan nilai apa pun ditentukan oleh sejauh mana nilai itu memenuhi maksud dari maknanya. Menurut Hartman (1945) nilai matematika memiliki empat dimensi: pengertian nilai, keunikan nilai , tujuan nilai, dan fungsi nilai , yang selanjutnya di keempat nilai tersebut dikenal dengan konsep nilai interistik, nilai eksteristik dan nilai sitemik. Adapun tujuan pendidikan matematika adalah membantu siswa untuk dapat menyadari, memahami, menilai, memanfaatkan, dan menerapkan matematika dalam masyarakat baik kehidupan pribadi , sosial, dan profesional (Niss, 1983, di Ernest, 1991). Oleh karena itu, kurikulum harus didasarkan pada rancangan untuk membantu murid dalam pengembangan diri dan kemandiria dimana kehidupan pesrta didik sebagai titik awal perencanaan pendidikan; dan aktualisasi pengetahuan adalah bagian dari rancangan serta perubahan sosial adalah tujuan utama dari kurikulum (Ernest, 1991).
Terkait dengan sumber daya pengajaran, Ernest (1991) menyarankan bahwa sumber pembelajaran harus bersifat aktif, bervariasi dan sosial. Sehingga dalam teorinya bahan yang digunakan mempunyai tiga komponen utama yaitu penyediaan berbagai sumber daya pengajaran dapat memfasilitasi pendekatan mengajar yang aktif dan bervariasi; penyediaan bahan otentik, seperti surat kabar, data statistik dan sebagainya yang bersifat sosial yang dapat dipelajari dan investigasi; dan dapat memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri.Menurut Mason 1989 dalam Brown (1997) ,penilain dalam pembelajaran matematika berarti bercerta tentang adanya aktivitas matematika.
Adapun aplikasi matematika antara lain: Menurut Swanson, R.A. dan Holton III, E.F. (2009) dasar filosofis pengembangan sumber daya manusia mencakup pergeseran pemikiran manusia tentang bahan pengajaran sekolah, pertumbuhan pelatihan laboratorium,penggunaan penelitian survei dan sebaliknya, peningkatan penggunaan teknik penelitian tindakan (problem solving), pengakuan sistem sosio-teknis dan kualitas kehidupan kerja dan penekanan baru pada perubahan strategis. Menurut Fullan (1982, 1991) ada empat fase dalam proses perubahan pendidikan yaitu inisiasi, implementasi, kelanjutan dan hasil.
No comments:
Post a Comment