Sunday, September 11, 2011

LESSON STUDY ON MATHEMATICAL THINKING:
Developing Mathematical Methods in Learning the Total Area of a Right Circular Cylinder and Sphere as well as the Volume of a Right Circular Cone of the 8th Grade Students of
Indonesian Junior High School
By
Marsigit, Mathilda Susanti, Elly Arliani

Ikhtisar oleh Riana Sinta Dewi (09313244022)
Monday, 12th  September 2011
            Sesuai dengan keputusan Sisdiknas No 20 tahun 2003 maka mulai Juni 2006, sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan nasional no 22, 23, 24 tahun 2006, Pemerintah Indonesia menerapkan kurikulum baru untuk pendidikan tingkat dasar dan lanjut yang disebut KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). KTSP lebih menenkankan pada kemampuan siswa dan proses belajar itu sendiri.  
            Katagiri, S. (2004) menjelaskan bahwa berpikir matematika (mathematical thingking) berhubungan metode matematika (mathematical method: berpikir induktif, berpikir analogis, berpikir deduktif, berpikir integratif (termasuk berpikir luar), berpikir berkembang (berpikir abstrak, konkrit, idealis, dan berpikir yang menjelaskan kondisi), berpikir untuk menyederhanakan, berpikir untuk menggeneralisasikan, berpikir yang khusus, berpikir untuk melambangkan, berpikir untuk menyatakan dengan angka, pengukuran dan gambar.
            Adapun menurut Katagiri, S. (2004) diperlukannya pertanya untuk dapat memunculkan metode matematika, yang antara lain mengenai : pembentukan masalah dan pemahamannya; membuat suatu perspektif; penggunaan solusi; mengkoordinasikan logika.
            Pada paper ini dijelaskan bahwa peneliti melakukan penelitian dengan pendekatan deskriptif-kualitative lesson study  pada kelas 8A dan 8B SMP NEGERI DEPOK II . Penelitian ini mengajak siswa untuk meningkatkan metode matematika pada pembelajaran mengenai luas total silinder tegak dan bola  serta digunakan sebagai cara untuk menentukan volume kerucut tegak. Penilitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu persiapan, implementasi dan refleksi. Kelas 8A meneliti bagaimana menentukan luas total silinder tegak dan bola sedangkan kelas 8A meneliti bagaimana menentukan volume kerucut tegak.
            Hasil penelitian menyatakan bahwa metode matematika siswa dapat ditelesuri melalui skema kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:
1.      Pembentukan masalah dan pemahamannya  yang muncul ketika siswa:
Mengamati model silinder tegak, bola, dan kerucut tegak yang diberikan; mengidentifikasi komponen-komponen silinder tegak, bola, dan kerucut tegak; mendefinisikan konsep silinder tegak, bola, dan kerucut tegak; menerima pentanyaan dan pemberitahuan dari guru untuk mencari konsepnya.
2.      Membangun suatu perspektif yang muncul ketka siswa:
Menggunakan benda konkrit untuk mencari luas total silinder tegak, luas bola, dan volume kerucut tegak; belajar bahwa tinggi silinder tegak sama dengan lebar persegi panjang tersebut dan keliling lingkaran sama dengan panjang persegi panjang; mendengarkan panduan guru untuk memahami prosedur mencari volume kerucut tegak; memisahkan silinder tegak berdasarkan komponennya.
3.      Penggunaan solusi yang muncul ketika siswa:
Berusaha menemukan area lateral silinder tegak; berusaha menemukan luas total silinder tegak; berusaha menemukan luas bola; mengumpukan data pengukuran volume kerucut pada perbandingkan dengan volume silinder

No comments:

Post a Comment