PROMOTING PRIMARY AND SECONDARY
MATHEMATICAL THINKING THROUGH THE SERIES
OF SCHOOL-BASED LESSON STUDY ACTIVITIES
by Dr. Marsigit, M.A.
Summary by Riana Sinta Dewi (09313244022)
Posted: 22th Oct 2011
Paper ini menjelaskan tentang penelitian yang dilalukan Mr. Marsigit untuk mempromosikan berpikir matematika (mathematical thinking) di SD dan SMP. Pada kurikulum berbasis sekolah, matematika di SD dan SMP harus mendorong siswa untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan mampu berkolaborasi dengan orang lain. Untuk itu, guru harus mampu memgelola pembelajaran matematika di kelas dengan baik. Dan itu bukan pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan kemampuan khusus dan persiapan yang matang. Oleh karena itu, banyak penelitian yang meneliti tentang cara berpikir siswa, salah satunya adalah Lesson Study. Lesson Study dapat digunakan guru untuk mempromosikan siswa berpikir matematika.
Dalam bidang pendidikan, matemaika di bedakan menjadi dua jeni yaitu matematika horizontal dan matematika vertikal. Pada matematika horizontal , siswa menggunakan matematika untuk memecahkan masalah pada kehidupan nyata. Contoh kegiatan matematika horizotal: mengidentifikasi atau menjelaskan matematika spesifik dalam konteks umum, schematizing, merumuskan dan visualisasi masalah dalam cara yang berbeda, menemukan hubungan, menemukan keteraturan, mengenali aspek yang isomorfik di berbagai masalah, mentransfer masalah dunia nyata untuk masalah matematika, dan mentransfer nyata dunia masalah untuk masalah matematika yang dikenal (Zulkardi, 2006). Sedangkan, matematika vertikal adalah proses reorganisasi dalam sistem matematika itu sendiri (mengembangkan konsep matematika). Contoh kegiatan matematika vertikal: mewakili suatu hubungan dalam rumus, membuktikan keteraturan, menyempurnakan dan menyesuaikan model, menggunakan model yang berbeda, menggabungkan dan mengintegrasikan model, merumuskan model matematika, dan generalisasi. Katagiri (2004) menjelaskan bahwa berpikir matematika melibatkan 3 (tiga) aspek penting yaitu sikap, metode, dan konten matematika.
Hasil penelitian menunujukkan bukti bahwa dalam pendekatan realistis, berpikir matematika dapat dilakukan melalui mengidentifikasi atau menjelaskan matematika tertentu, schematizing, merumuskan dan visualisasi masalah dalam cara yang berbeda, menemukan hubungan, menemukan keteraturan, mengakui aspek isomorfis dalam masalah yang berbeda; mentransfer masalah dunia nyata ke matematika masalah. Matematika berpikir selalu dimulai ketika guru mengajukan masalah yang ditulis dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). Para siswa menggunakan pengetahuan pra-syarat nya untuk berpikir matematika. Para siswa menggunakan cara yang berbeda untuk melakukan schematizing, merumuskan dan visualisasi. Hasil diskusi kelompok menunjukkan mathematization horisontal kemudian diikuti oleh mathematizaion vertikal. Dalam melakukan mathematization vertikal siswa membutuhkan bantuan dari guru. Para siswa dikenalkan aspek isomorfis dalam masalah matematika yang berbeda yaitu mencerminkan konsep kunci dengan kata kunci tentang bagaimana siswa dapat mentransfer masalah pada dunia nyata untuk menjadi masalah matematika. Pemikiran siswa tentang konsep matematika dipengaruhi oleh hubungan antara rangkaian konsep-konsep matematika yang dikembangkan sebelumnya. Para siswa mencoba untuk menggunakan pengetahuan pra-syarat mereka dalam menjelaskan konsep yang sulit dan dikembangkan dalam rangka untuk memahami konsep-konsep sulit. Sebagian besar siswa menggunakan berpikir induktif yaitu dengan trial and error untuk menjawab pertanyaan guru, beberapa dari mereka mencoba untuk membuat sketsa bentuk geometris dan membandingkan dengan ukuran yang berbeda dari model. Para siswa cenderung untuk meminta kembali penjelasan dan mendapatkan perhatian dari guru dan teman sekelas mereka untuk mengkonfirmasi apakah ide-ide mereka itu benar. Organisasi logis dari konsep matematika yang terjadi di semua konteks metode matematika: idealisasi, abstraksi, deduksi, induksi dan penyederhanaan. Masalah pembentukan dan pemahaman muncul ketika siswa mengamati model matematika.
No comments:
Post a Comment